Jumat, Mei 15, 2009

Jajal Pesawat Baru.. (trike PK-S 158)

Medio awal Oktober 2008 yang lalu tiba kesempatan untuk mencoba pesawat trike baru milik kantor
Sebenarnya pesawat ini sudah datang awal tahun 2008 dalam keadaan terbungkus packing kayu namun belum dirakit karena masih menunggu dari pihak dealer pesawat ini untuk datang merakit.
Nah, awal Oktober ini Pak Kiky (Mustafa Krisyana) datang ke Putussibau khusus untuk merakit pesawat ini sekaligus test flight sebelum pesawat diserahkan ke pihak Taman Nasional.

Image Hosted by ImageShack.us

Pesawat ini merupakan salah satu sarana untuk pengamanan dan monitoring kawasan Taman Nasional Betung Kerihun Kalbar. Bersamaan dengan 7 TN lain di seluruh Indonesia yang mendapat pesawat serupa, TN Betung Kerihun merupakan salah satu TN di Kalimantan Barat yang mendapat jatah pesawat tersebut dari Pusat.

Pesawat ini bermesin Rotax 582cc 2tak dan berbahan bakar Premium high octane (Pertamax Plus), Gondola (body pesawat) bermerek AQUILLA dari South Africa
Kapasitas tangki pesawat cukup untuk terbang selama 4jam nonstop dan memiliki daya jelajah sekitar 400km
Jenis Pesawat ini merupakan Flexible Wing, artinya control pesawat ini mengandalkan triangle bar (mirip dengan Gantole)

Singkat cerita, setelah pesawat dirakit oleh Pak Kiky dealer Aquilla di Indonesia
setelah dirakit, pesawat ditest flight beberapa kali oleh pak Kiky

Pada kesempatan ini hadir pula Mas Franky Zamzani dari TN Gunung Palung (sekarang Kasubag TU di TN yang sama) dalam rangka inrayen pesawat trike tersebut. Beliau merupakan pilot trike yang cukup berpengalaman dengan lebih dari 200jam terbang sejak tahun 2003. Kedatangan mas Franky ke Putussibau disamping untuk rayen pesawat juga sebagai introduction flight dan orientasi lapangan di sekitar kawasan TN Betung Kerihun

Setelah pak Kiky selesai test flight dan bertolak ke Jakarta, tiba giliran mas Franky untuk test flight dan sekalian mengajak saya untuk mengingat kembali pelajaran terbang selama pendidikan Pilot di Lido, Bogor lebih kurang 1 bulan.

Dengan mas Franky, saya berputar-putar di sekitar kota putussibau untuk melihat-lihat kondisi serta mempelajari kondisi cuaca, turbulensi di sekitar kota.

Image Hosted by ImageShack.us Image Hosted by ImageShack.us
pemandangan kota putussibau

Beberapa gambar yang sempat kami ambil dari atas kota putussibau sedikit banyak dapat menggambarkan kondisi kota ini

Image Hosted by ImageShack.us Image Hosted by ImageShack.us
satu-satunya jembatan besar yang membelah sungai Kapuas di Putussibau

Bandara Pangsuma Putussibau :
Image Hosted by ImageShack.us


Putussibau merupakan kota dimana 4 (empat) Sungai besar bermuara sebelum akhirnya menyatu menuju sungai Kapuas yang muara akhirnya ada di Pontianak (700KM)
Keempat sungai tersebut adalah Sungai Sibau, Sungai Embaloh, Sungai Mendalam, dan Sungai Kapuas sendiri.
Tidak heran kalau pada musim penghujan kota ini sering terendam banjir. Kondisi banjir rutin ini memang sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu dan lebih parah pada waktu kegiatan illegal logging masih marak di Kabupaten ini. Tahun 2007 yang lalu bahkan terjadi banjir yang cukup besar dimana jalan utama yang membelah kota ini (Jalan Kom Yos Sudarso) bisa dilalui speedboat.

Pada saat rayen pesawat ini, kebetulan Putussibau sedang dilanda Banjir walaupun tidak terlalu tinggi namun cukup merendam beberapa rumah, bahkan Kantor Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun juga ikut terendam.

Image Hosted by ImageShack.us
Kantor TN Betung Kerihun dari atas

Cross Country
Kegiatan rayen ditutup dengan Crosscountry atau terbang jauh dari satu daerah ke daerah yang lain.
Sebelum crosscountry dilakukan, terlebih dahulu ditetapkan arrival location perjalanan. Setelah beberapa kali diskusi diputuskan untuk memilih desa Tanjung Lokang sebagai titik akhir sebelum akhirnya trackback (pulang kembali ke Bandara Pangsuma)
Pemilihan Tanjung Lokang sebagai destinasi karena disana terdapat runway bekas misionaris dahulu, sehingga apabila terjadi sesuatu dapat sebagai alternatif emergency landing. Selain itu Tanjung Lokang merupakan salah satu batas Taman Nasional yang relatif paling jauh dan bermedan paling berat. Tidak heran jika menggunakan speedboat bisa 2 hari baru mencapai desa tersebut.
Disini juga sekaligus akan dicoba seberapa efektifkah apabila jelajah dilakukan dengan menggunakan pesawat instead of menggunakan speed, terutama untuk monitoring dan patroli.

Setelah persiapan cukup matang, tidak serta merta dapat melakukan crosscountry pada hari itu juga. Hal ini karena kendala cuaca dimana pada saat itu fluktuasi cuaca cukup besar. Akhirnya setelah menunggu 1 hari cuaca mulai bersahabat.
Anehnya, cuaca di Putussibau pada bulan-bulan Oktober memang sedikit berbeda dengan cuaca di bagian Selatan pulau Kalimantan.
Disini, pada pagi hari bisa terjadi awan tebal dan windy (angin cukup kencang) namun pada pagi menjelang siang sekitar pukul 09.00 WIB (02.00 UTC) cuaca mendadak clear dan awan pun sedikit.
Oleh karena itu, kami putuskan untuk terbang pada jam tersebut.
Setelah persiapan dilakukan termasuk refuelling dan check rutin serta set destination point di GPS, kami pun take off dengan lancar dari Bandara Pangsuma Putussibau.

Image Hosted by ImageShack.us

Perjalanan menuju Tanjung Lokang bukanlah sesuatu yang mudah, terutama untuk pilot pemula seperti saya. Banyak turbulensi terjadi karena daerah yang kita lalui memang melewati beberapa bukit yang tinggi sehingga turbulensi di daerah tersebut juga cukup besar.
Terlebih lagi karena kita terbang pada pukul 10.00 pagi sehingga perbedaan suhu akibat pantulan sinar matahari di ground dengan air cukup besar sehingga memicu turbulensi di beberapa tempat.

Perjalanan menuju Tanjung Lokang diperkirakan membutuhkan waktu 1jam (2jam PP). Pesawat terbang pada ketinggian 3000ft asl. Pada ketinggian ini pesawat masih saja terkena turbulens yang cukup terasa. Setelah kita naikkan altitude pada 4000ft asl, efek turbulensi makin berkurang sehingga kita bisa lebih santai menikmati perjalanan.

Namun demikian, pada beberapa menit menuju Tanjung Lokang, pesawat sempat berguncang cukup besar dimana wing sebelah kiri serasa dipukul dari atas, menyebabkan pesawat sempat miring hampir 90°. Beruntung saja, kita bisa segera recover dari keadaan itu sehingga pesawat tidak mengalami stall.
Hantaman pada wing tersebut disebabkan turbulensi yang besar pada saat kita melewati sebuah gunung yang bentuk lerengnya tidak smooth, sehingga banyak udara yang mengalami turbulens di sekitar gunung tersebut. Meskipun kita sudah mencoba terbang cukup jauh dari gunung tersebut, angin turbulens masih saja cukup besar.
Saking dongkolnya dengan gunung tersebut, mas Franky menyebutnya sebagai gunung KENCUS, karena pada saat pesawat dihantam turbulens kata² itu sering disebut, hehehe

Image Hosted by ImageShack.us
pic of Gunung Kencus

Lepas dari daerah Gunung Kencus, mulailah terlihat perkampungan orang-orang Dayak Punan yang berdiam di daerah Tanjung Lokang.

Image Hosted by ImageShack.us
desa Tanjung Lokang

Perkampungan tersebut terletak di tepi sepanjang Sungai Bungan. Ada sekitar 100 rumah terlihat dari atas. Setelah lewat dari desa ini, di daerahnya terdapat bekas lapangan terbang misionaris jaman dahulu. Walaupun tertutup rumput dan ilalang, masih terlihat bekas-bekas runway tersebut.

Setelah mengitari kampung Tanjung Lokang, perjalanan back track pun dimulai.
Tidak seperti perjalanan pada saat berangkat, perjalanan kali ini melewati sisi utara Gunung Kencus yang memiliki kelerengan sedikit lebih landai, sehingga turbulensi tidak sebesar di sisi selatannya.

Perjalanan pulang melewati beberapa kampung yang terletak di tepi sungai Kapuas. Beberapa yang sempat diabadikan mas Franky seperti Kampung Sukamaju dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Image Hosted by ImageShack.us

Setelah hampir 2 jam terbang, terlihatlah runway 29 Bandara Pangsuma dari kejauhan.
Kami sempatkan untuk low level di sekitar Bandara untuk melihat windshock sehingga arah angin dapat dibaca. Ternyata windshock sedikit cross sehingga kita harus ekstra hati-hati pada saat landing. Diputuskan untuk landing dari 29.
Altitude kita turunkan pelan-pelan hingga touchdown di aspal runway Pangsuma.
Setelah taxi dari runway menuju tempat penyimpanan pesawat, groundcrew pun bersuka ria karena selama 2jam kami di atas, mereka juga ikut merasakan senam jantung akibat tidak ada komunikasi dengan ground pada waktu itu.

Hati serasa lega, bagaikan kelar ujian skripsi...
Suatu pengalaman yang tak kan terlupakan

Total waktu yang diperlukan adalah 2jam
Total jarak yang ditempuh 190KM
Total konsumsi pertamax 20liter

Image Hosted by ImageShack.us


Terima kasih pada :
mas Franky Z a.k.a. Achilles the Great, mas Wahyu SK, pak Andi,bang Abri dan romo Marwan atas supportnya waktu itu
and thx for reading

Kamis, Mei 14, 2009

Wedang Uwuh ( Minuman Sampah )

Image Hosted by ImageShack.us
Wedang Uwuh
Wedang Uwuh merupakan minuman khas Imogiri Jogja, tepatnya di sekitar kompleks makam raja-raja Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dinamakan wedang uwuh karena penampakannya yang memang mirip uwuh (bhs: Sampah)
Bisa dilihat dari tumpukan daun-daun yang dicampur jadi satu dan dimasukkan gelas sehingga terlihat memang seperti sampah yang ada dalam satu wadah

Rasanya?

Jangan tanya kalo ini, minuman ini akan membuat ketagihan sang peminumnya. Tidak heran karena wedang uwuh terdiri atas beberapa rempah-rempah yang akan membuat badan segar dan sehat.

Sebenernya kalo mau bikin sendiri pun kita bisa melakukannya mengingat bahan-bahannya yang relatif sederhana dan mudah ditemui di pasar-pasar tradisional di Jogja dan sekitarnya.

Adapun bahan-bahannya adalah sebagai berikut :
-jahe gepuk dibakar,
-kayu manis,
-kayu cengkeh,
-daun cengkeh,
-daun pala,
-secang,
-gula batu

Bahan-bahan tersebut diseduh dengan air panas kemudian didiamkan beberapa menit, baru dinikmati
Paling nikmat dinikmati dengan gorengan

Kebetulan saya disini (Putussibau Kalbar) baru aja dikirim paket wedang uwuh dari sahabat saya di Jogja yaitu Mas Minto a.k.a. Mbah Klemuk, matur nuwun mbah..
begitu paket datang, segera wedang uwuh diracik untuk disandingkan dengan Kerupuk Basah (snack khas Putussibau) yang saya goreng..

Kalo oom Bondan bilang Mak Nyusss, Kalo saya bilang.. Gerrr kung..

monggo disumangga'aken anggenipun ngiler..

Salaam

Kang Wed

The Blog is Back

setelah setahun lebih vakum dari posting ngeblog, hari ini 14 Mei 2009 saya sempetkan kembali menggelar angkringan sederhana ini
Nama Blog yang sebelumnya kurang menjual, hari ini resmi diganti Angkringan Kang Wed supaya lebih njawani tanpa mengurangi bobot isi dari Blog ini
Posting terakhir saya waktu itu masih mengenai review, review dan review barang-barang IT
Mulai hari ini dan selanjutnya, proporsi post mengenai IT akan dikurangi dan selanjutnya proporsi mengenai hal-hal umum dan issue terkini akan lebih mewarnai blog ini.

Akhir kata silakan menikmati suguhan sego kucing sambel kering, tempe mendoan bakar dan wedang susu jahe tentu saja..

Salaam dari pelosok Kalbar